top of page

5 Cara Mudah Kehilangan Uang di Pasar Saham

Pasar saham terbukti telah menjadi salah satu instrumen investasi terbaik dalam jangka panjang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dari angka 416 di akhir tahun 2000 ke angka 5979 di akhir tahun 2020. Dengan peningkatan rata-rata per tahun sekitar 14,2%, maka secara teori ini memberikan kesempatan bagi investor untuk melipatgandakan investasinya sekitar sekali setiap 5 tahun.


Sayangnya, terkadang kehilangan uang di pasar saham terjadi dengan cukup mudah karena kurangnya pengetahuan, sikap keras kepala, dan ketidaksabaran. Berikut adalah 5 cara mudah penyebab hilangnya nilai investasi anda di pasar saham:


  1. Berusaha menebak arah pasar Salah satu cara termudah untuk kehilangan uang anda adalah dengan mencoba menentukan saat membeli dan menjual investasi saham dengan menebak arah naik turunnya pasar atau sering juga disebut timing the market. Mungkin anda dapat sesekali meraih kesuksesan, namun sangat tidak mungkin melakukannya dengan akurat untuk jangka panjang karena banyaknya faktor yang dapat terjadi di luar kendali anda.

  2. Membeli saham hanya karena harga per lembar yang rendah Membeli saham karena harga per lembar yang rendah terdengar menarik karena anda mungkin berpikir bahwa itu menawarkan kesempatan peningkatan harga yang lebih baik. Tapi ingat bahwa harga saham (price) tidak sama dengan nilai yang dikandungnya (value). Fokuskan analisa anda dengan membandingkan harga saham per lembar dengan kinerja perusahaan. Ada kalanya harga saham per lembar yang rendah diakibatkan oleh kinerja perusahaan yang buruk. Anda tentunya tidak ingin memiliki saham perusahaan ini di portofolio anda.

  3. Sekedar mengikuti tren investasi Ketika berhembus kabar mengenai tren investasi yang sedang booming, mungkin emosi anda akan terpengaruh untuk menjadi bagian dari tren tersebut. Contohnya adalah peningkatan harga saham perusahaan kelapa sawit atau batubara yang disebabkan naiknya harga komoditas tersebut. Atau mungkin yang sedang hangat saati ini adalah peningkatan harga saham perusahaan pertambangan nikel karena beberapa perusahaan mobil listrik dikabarkan akan berduyun-duyun masuk ke Indonesia. Seringkali rumor ini tidak menjadi kenyataan atau mungkin anda membeli saham di saat-saat akhir tren investasi tersebut. Akibatnya, bisa jadi anda membeli saham di harga yang sudah terlampau mahal.

  4. Keras kepala untuk tidak menjual Suka atau tidak suka, akan ada saatnya dalam perjalanan investasi anda di mana anda membeli saham perusahaan yang salah yang mengakibatkan kerugian atau tingkat profit yang rendah di portofolio saham anda. Investor tersukses sekelas Warren Buffett pun pernah mengalaminya. Seorang investor yang menggunakan pendekatan analisa fundamental pastinya memiliki alasan ketika membeli saham sebuah perusahaan. Inilah yang dinamakan dengan investment thesis. Contohnya harga saham perusahaan yang jauh di bawah nilai intrinsiknya, perusahaan tersebut akan mencatatkan pertumbuhan laba yang spektakuler di masa depan, atau manajemen perusahaan diisi oleh pemilik saham yang berkompeten dan berpengalaman. Bila alasan berinvestasi tersebut tidak lagi valid, maka tidak salah bila anda memutuskan untuk menjual saham anda.

  5. Portofolio saham tanpa diversifikasi Bayangkan jika portofolio saham anda hanya berisi perusahaan tambang saja atau perusahaan rokok saja dan kemudian harga komoditas tambang jatuh atau pemerintah menaikkan cukai rokok, maka portofolio saham anda akan terdampak signifikan. Lain halnya jika portofolio saham anda berisikan 10 atau 20 saham dengan jumlah yang proporsional dan dari sektor usaha yang variatif. Dampak dari sentimen negatif yang ditimbulkan oleh 1 sektor usaha pastinya memberikan dampak yang lebih sedikit bagi kinerja portofolio anda.

Comments


bottom of page