top of page

Merencanakan Alokasi Aset untuk Investasi Saham

Diperbarui: 16 Agu 2020

Seringkali kita mendengar ungkapan “Don’t put all your eggs in one basket” atau jangan menaruh semua telur di dalam satu keranjang. Dalam konteks investasi, artinya kurang lebih adalah jangan menginvestasikan uang kita hanya di satu tipe aset. Alasannya adalah ketika nilai pasar kategori aset tersebut turun, maka nilai investasi kita juga pastinya akan turun.


Sebagai contoh, katakanlah 100% aset kita diinvestasikan di dalam bentuk saham sampai Februari 2020 dan kemudian di Maret 2020 terjadi kepanikan atas penyebaran virus COVID-19. Gejolak negatif di pasar saham mengakibatkan nilai investasi saham kita berkurang 50%. Praktis nilai aset kita juga berkurang sebesar 50% karena semua aset kita adalah di dalam bentuk saham. Lain halnya jika aset kita dialokasikan 50% di dalam bentuk saham dan 50% di dalam bentuk uang tunai. Pada situasi yang sama, nilai aset kita hanya akan berkurang 25%.


Lantas, bagaimana seharusnya kita mengalokasikan aset kita? Jawabannya sangat tergantung pada situasi masing-masing orang karena tiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menghadapi fluktuasi nilai aset mereka. Bila kita tidak mampu mengatasi kekhawatiran atas naik-turunnya nilai aset yang fluktuatif, tentu saja akan lebih nyaman dengan menyimpan dalam bentuk tabungan uang tunai.


Sebaliknya jika kita membekali diri dengan pengetahuan yang baik tentang saham, surat utang, dan properti, maka cukup beralasan untuk berinvestasi di aset-aset ini karena secara historis mereka memiliki tingkat pengembalian yang lebih baik dari uang tunai.


Contoh Komposisi Aset Investasi

Dana untuk investasi saham haruslah dipersiapkan dengan mindset bahwa dana ini dapat diinvestasikan untuk jangka panjang (kurang lebih 5 tahun). Oleh karena itu, pastikan Sahabat Inkuisit memiliki tabungan yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan jangka pendek lainnya seperti:

  • Kebutuhan hidup rumah tangga

  • Dana pendidikan anak

  • Dana darurat


Kemudian, alokasikan jumlah yang tepat untuk investasi saham dengan mempertimbangkan faktor usia, kemampuan untuk menerima fluktuasi nilai investasi, serta tipe aset lainnya sebagai bagian dari strategi diversifikasi aset kita, seperti uang tunai, surat utang, dan properti. Sekali lagi tidak ada jawaban yang sempurna karena masing-masing orang memiliki risk appetite (tingkat kemampuan menghadapi resiko investasi) yang berbeda-beda, namun satu formula yang dapat dipertimbangkan adalah:


Dengan menggunakan formula di atas, maka persentase alokasi saham terhadap total aset kita akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Ini tentunya cukup wajar mengingat dengan berkurangnya produktivitas dan penghasilan, maka kita menginginkan tersedianya aset yang nilainya lebih stabil demi menjamin tercukupinya kebutuhan kita di masa tua.




 
 
 

Comments


bottom of page