top of page

Nabung Saham Terus, Kapan Jualnya?

Bagi Sahabat Inkuisit yang rutin membaca artikel Free Thoughts! kami, semoga anda saat ini telah dapat menemukan beberapa tema dasar dari strategi investasi kami, di antaranya investasi dan bukan spekulasi, membeli di bawah harga intrinsik, investasi dengan perencanaan yang matang, diversifikasi, dan pola pikir investasi untuk jangka panjang.

Kami yakin bahwa pasti ada yang bertanya-tanya di dalam hati, “Jika nabung saham terus, lalu kapan menjualnya dan mencairkan keuntungannya?”

Bagi Inkuisit, berikut adalah alasan-alasan yang valid untuk menjual saham di portofolio anda:

  1. Alasan berinvestasi anda (investment thesis) tidak lagi valid Seorang investor yang menggunakan pendekatan analisa fundamental pastinya memiliki alasan ketika memutuskan membeli saham sebuah perusahaan. Inilah yang dinamakan dengan investment thesis. Contoh alasan berinvestasi ini bisa berupa harga saham perusahaan yang jauh di bawah nilai intrinsiknya, perusahaan tersebut akan mencatatkan pertumbuhan laba yang spektakuler, perusahaan tersebut akan menjadi market leader yang sangat solid, atau manajemen perusahaan diisi oleh pemilik saham yang berkompeten dan telah berpengalaman memimpin perusahaan tersebut dalam mengarungi kondisi ekonomi yang fantastis maupun penuh tantangan. Bila alasan berinvestasi tersebut tidak lagi valid, maka tidak salah bila anda memutuskan untuk menjual saham anda.

  2. Penyesuaian komposisi portofolio saham Terdapat 2 contoh situasi di mana alasan ini menjadi valid untuk menjual saham anda. Situasi pertama adalah seiring bertambahnya usia, anda ingin menyesuaikan alokasi aset anda. Ada 2 langkah yang dapat diambil, yakni menjual saham perusahaan yang sifatnya lebih rentan terhadap gejolak pasar saham dan sebagai gantinya membeli saham perusahaan yang lebih defensif. Alternatif lain, anda dapat menjual saham perusahaan tersebut dan hasilnya dialokasikan untuk kelas aset yang lebih stabil, seperti uang tunai, deposito, atau surat utang. Situasi kedua adalah anda memiliki saham yang harganya melonjak tinggi. Wow, ini pencapaian yang baik, bukan? Tapi salah satu akibatnya adalah persentase saham perusahaan ini terhadap portofolio saham anda secara keseluruhan juga ikut meningkat. Cukup bijak sebenarnya jika anda mempertimbangkan untuk melakukan penyeimbangan (rebalancing) terhadap portofolio saham anda.

  3. Anda membutuhkan uang untuk kebutuhan darurat Dalam artikel “Merencanakan Alokasi Aset untuk Investasi Saham” (https://www.inkuisit.com/post/merencanakan-alokasi-aset-untuk-investasi-saham), Inkuisit menyarankan bahwa dana untuk investasi saham haruslah dipersiapkan dengan pola pikir bahwa dana ini dapat diinvestasikan untuk jangka panjang (kurang lebih 5 tahun). Oleh karena itu, pastikan Sahabat Inkuisit memiliki tabungan yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan jangka pendek lainnya seperti kebutuhan hidup rumah tangga, dana pendidikan anak, dan dana darurat. Berdasarkan anjuran di atas, alasan menjual saham karena membutuhkan yang untuk kebutuhan darurat sebenarnya bukanlah alasan yang ideal. Namun, kadangkala situasi yang tak disangka-sangka dapat terjadi. Jika memang kebutuhan tersebut sangatlah mendesak, maka dapat dimengerti jika anda menjual sebagian dari saham anda.

  4. Saham perusahaan lain menawarkan peluang yang lebih baik Terkadang anda berada di situasi di mana anda melihat kesempatan yang baik untuk berinvestasi ditawarkan oleh saham Perusahaan A yang sedang jatuh karena sentimen kondisi makroekonomi walaupun itu sebenarnya tidak berdampak langsung pada kondisi fundamental perusahaan tersebut yang masih sangat solid. Sebaliknya harga saham Perusahaan B yang telah cukup lama anda miliki telah meningkat cukup signifikan. Bila anda meyakini bahwa Perusahaan A menawarkan peluang investasi yang lebih baik, maka tidak ada salahnya bila anda mengurangi jumlah saham Perusahaan B dan sebagai gantinya membeli saham Perusahaan A. Tapi ingat, pastikan anda melakukan analisa mendalam sebelum mengambil keputusan dan tidak hanya sekedar berspekulasi sambil berharap bahwa anda akan memperoleh keuntungan.

Satu kriteria yang tidak ada di daftar di atas adalah ketakutan akan naik-turunnya (volatilitas) pasar saham. Bahkan ketika kondisi pasar sedang buruk, bisnis yang hebat akan menemukan cara untuk bertahan dan bahkan untuk menemukan peluang baru. Oleh karenanya, jangan gunakan volatilitas pasar saham sebagai alasan untuk melepaskan kepemilikan anda atas perusahaan yang hebat yang memiliki kriteria layak investasi.


Satu lagi! Patokan kenaikan harga 50%, 60%, 70% juga bukan merupakan alasan untuk menjual saham. Banyak investor yang memutuskan untuk menjual saham mereka karena harga sahamnya naik, namun mereka tidak menyadari bahwa naiknya harga saham tersebut mungkin disebabkan oleh suatu alasan yang valid dan oleh karenanya masih memiliki potensi pertumbuhan yang luar biasa.


Intinya adalah terdapat alasan-alasan yang valid untuk menjual saham, namun pastikan bahwa pola pikir anda tetap mengutamakan investasi untuk jangka panjang. Berikan kesempatan bagi portofolio saham anda untuk menjadi kendaraan yang mendukung peningkatan kesejahteraan anda.

Comments


bottom of page